Desa Sembiran- Desa tua di Bali

Baca Juga


Rumah penduduk,
Foto: wisataindonesiaraya.com

Desa Sembiran Bali

Desa Sembiran Menurut cerita orang-orang dahulu, orang Bali terdiri dari dua, yaitu orang bali asli atau Bali Aga atau Bali Mula dan Bali pendatang ( dari Majapahit ). Memang tradisi di setiap wilayah di Bali berbeda beda antara desa satu dengan desa yang lainnya. Namun hanya Desa Bali Mula yang menyimpan keunikan budaya, tidak ada di desa yang lainnya.

Keunikannya terletak pada cara hidup yang masih mempertahankan tradisi, arsitektur rumah dan kebiasaan-kebiasaan yang lainnya. 

Membahas desa-desa kuno di Pulau Bali memang sangat seru, yang dimaksud kuno dalam artikel ini adalah tradisi maupun seni budaya dan kehidupan sehari-hari yang tergolong masih menjalankan tata cara nenek moyang mereka. 

Di kabupaten Buleleng ada desa Kuno yang bernama Desa Tua Sembiran. Namun masih ada Desa Bali Aga yang lain seperti Desa Tenganan, Desa Penglipuran, Desa Trunyan, Desa Pedawa, Desa Tigawasa.

Umur desa ini kira-kira sekitar ratusan tahun, desa ini juga memiliki berbagai peninggalan sejarah yang diperkirakan berumur 2.000 tahun sebelum masehi yaitu diperkirakan berada pada jaman Poletithicium dan Megalitikum dengan jumlah sebanyak 40 situs terbuat dari batu maupun besi. Benda tersebut tidak dapat ditemukan di daerah lain kecuali di Desa Sembiran ini.


Peninggalan sejarah
Foto: bali.panduanwisata.id


Benda bersejarah tersebut adalah berupa perabotan seperti benda berbentuk pipih dari besi, kapak tangan berbahan dari batu ( protohan-axses ), setrika berbahan dari besi, alat pemotong berbentuk persegi berbahan dari batu ( Side Chopper ), palu berbahan dari batu ( Hammeratones ), dan  alat batu kecil seperti serpihan dari batu untuk mengiris ( Flakes ).

Ada sekitar 20 prasasti yang terbuat dari perunggu yang ditemukan di Desa Sembiran ini berisi sejarah tentang desa tua ini. 20 prasasti tersebut digolongkan menjadi 6 golongan, yaitu :
·         Prasasti Jaman Ratu Ugrasena (24 januari 923 M)
·         Prasasti Jaman Tabranida-Warmadewa (19 Desember 951 M)
·         Prasasti jaman Raja Jhanasadhu-Warmadewa (6 April 975 M)
·         Prasasti jaman Sang Ratu Dari Ajua-Dewi (11 September 1016 M)
·         Prasasti jaman Raja Anak Wungsu (10 Agustus 1065 M)
·         Prasasti jaman Raja Jaya pangus (22 Juli 1181 M)


Benda-benda bersejarah tersebut telah disimpan dan dilestarikan dan ditambahkan lagi dengan bangunan baru berkonsep tradisonal, dapat dikatakan pembaharuan rumah yang dahulu tetapi masih memegang arsitektur semula. Rumah-rumah di Desa Sembiran ini memiliki arsitektur yang unik , begitu juga adat istiadatnya hanya dapat kamu temukan di desa ini.

Dari 17 pura yang ditemukan, desainnya berbeda dengan desain pura-pura di Bali pada umumnya dan candinya juga berbeda dengan candi di jawa atau india. Bahannya juga terbuat dari batu besar dan diperkirakan sudah dibangun sejak jaman batu (megaliticum).

Tidak hanya bangunan, tarian sakral juga masih dilestarikan oleh Desa Sembiran ini. Tarian sakral ini biasanya dipentaskan saat adanya upacara-upacara keagamaan. Dengan mempertahankan keasliannya, menjadikan Desa Sembiran ini sangat unik.

Untuk mengetahui lokasi Desa Sembiran, dapat kamu lihat peta di bawah ini:





Previous
Next Post »
Thanks for your comment