Arak, Minuman Khas Bali sebagai sarana upacara dan minuman yang banyak diburu wisatawan

Baca Juga


Arak Bali,
Foto: arakbali.com

Arak Bali sebagai oleh-oleh khas Bali yang sudah mendapat ijin resmi

Arak-Dalam upacara keagamaan di Bali, ada salah satu ritual yang bernama tetabuhan, tetabuhan disini bukan gamelan melainkan suguhan yang dituangkan ke tanah untuk para Bhuta Kala.

Dalam konsep Hindu bernama somya, yang berarti mengubah sifat Bhuta Kala menjadi Dewa. Sama halnya saat kita lapar, muncul lah sifat-sifat Bhuta seperti emosi, kemudian di somya (di ubah/ netralisir)n dengan suguhan berupa makanan dan minuman, berubah lah sifat Bhuta tadi menjadi sifat Dewa. Sifat Dewa disini yaitu perasaan tenang dan puas.

Agama dan budaya bali memang identik dengan simbol-simbol dan kita dituntut untuk bisa menerjemahkan dan mengaplikasikan dalam kehidupan ini agar menjadi hal yang positif.

Berbicara masalah tetabuhan di atas, sarana yang sering dipakai adalah arak, tuak dan berem. Arak adalah jenis minuman hasil fermentasi dengan kandungan alkohol (etil alkohol) 37-60%. Fungsi alkohol bagi tubuh adalah untuk menghangatkan tubuh dikala cuaca sedang dingin dan biasanya sebagai penetral kadar kolesterol dalam tubuh, namun dalam takaran yang sewajarnya, karena apapun yang melebihi takaran akan berakibat buruk bahkan obatpun harus sesuai dengan takarannya yang kalau berlebihan dikonsumsi akan menjadi racun bagi tubuh.

Arak sudah mendapat ijin dari Departemen Kesehatan dan diperbolehkan menjadi salah satu oleh-oleh khas Bali. Rasa arak tidak kalah dengan minuman beralkohol dari luar negeri yang harganya juga jauh lebih mahal dari arak. Bahkan wisatawan mancanegara sering memburu arak sebagai minumannya. Di hotel-hotel banyak juga disediakan arak saat cocktail time dan biasanya sebagai pelengkap cita rasa, arak sering dicampur dengan madu sehingga sering disebut arak madu. Rasa arak yang keras dan rasa madu yang manis bercampur menjadi satu sehingga menjadi rasa yang khas. 

Bahan dasar arak adalah dari ketan putih yang disuling, namun kalau bahannya dari ketan hitam yang disuling itu jenisnya akan berbeda dan namanya juga berbeda yaitu bernama brem.Banyak usaha-usaha rumahan yang membuat arak sendiri namun terkadang kurang memperhatikan kadar alkohol yang diijinkan oleh Depertemen  Kesehatan. 

Arak GGH,
Foto: imgrum.net
Tempat produksi arak sudah banyak di daerah Bali, dan bahan arak umumnya dari ketan, di Singaraja ada arak yang dibuat dengan bahan beras oleh orang keturunan Tionghoa yang sudah lama bermukim di Singaraja. Rasanya juga tidak kalah dengan arak yang bahannya dari ketan. Nama arak beras di Singaraja tersebut adalah GGH (Guan Guan Ho).

Penasaran dengan rasanya? Silahkan beli arak di Bali dan sempatkan kamu untuk berkunjung ke Bali agar lebih tau hal-hal unik yang ada di Bali.


Previous
Next Post »
Thanks for your comment